Cara Mengamankan Jaringan Wifi - Jaringan
wifi atau wireless atau jaringan tanpa kabel semakin lama semakin
digemari. Selain karena instalasinya yang lebih mudah, praktis jaringan
wireless ini semakain banyak dipakai karena semakin banyaknya perangkat
yang mendukung atau di lengkapi dengan wifi. Seperti yang kita
tahu semakin banyak peminat suatu barang atau dalam kasus ini peminat
wifi, tentunya semakin banyak juga orang-orang yang ingin mensabotase,
atau menylinap masuk tanpa ijin, meretas(hack).
Apalagi wireless menggunakan gelombang radio, maka wireless akan lebih
mudah untuk diretas (hack) dari pada koneksi yang menggunakan kabel.
Ada
beberapa tips di sini untuk mengamankan wireless network agar tidak mudah dihack.
Berikut adalah beberapa tips untuk mengamankan jaringan wireless :
1. Ganti Password Administrator standar
Kebanyakan pabrik menggunakan password administrasi yang sama untuk
semua AP produk mereka. Default password tersebut umumnya sudah
diketahui oleh peretas, yang nantinya dapat digunakan untuk merubah
setting di AP Anda. Hal pertama yang harus dilakukan dalam konfigurasi
AP adalah mengganti password default. Gunakan minimal 8 karakter,
kombinasi antara huruf, function dan angka, dan tidak menggunakan
kata-kata yang ada dalam kamus.
2. Menggunakan Enkripsi
Enkripsi adalah ukuran security yang pertama, tetapi banyak wireless
access points (AP) tidak menggunakan enkripsi sebagai default-nya.
Meskipun banyak AP telah memiliki Wired Equivalent Privacy (WEP)
protocol, tetapi secara default tidak diaktifkan. WEP memang mempunyai
beberapa lubang di security-nya, dan seorang peretas yang berpengalaman
pasti dapat membukanya, tetapi itu masih tetap lebih baik dari pada
tidak ada enkripsi sama sekali. Pastikan untuk mengaktifkan metode WEP
authentication dengan “shared key” daripada “open system”. Untuk “open
system”, AP tidak melakukan enkripsi data, tetapi hanya melakukan
otentifikasi client. Ubah WEP key sesering mungkin, dan pakai 128-bit
WEP hindari menggunakan 40-bit.
3. Gunakan Enkripsi Kuat
Karena kelemahan-kelemahan yang ada di WEP, maka dianjurkan untuk
menggunakan Wi-Fi Protected Access (WPA) juga. Untuk memakai WPA, AP
harus men-support-nya. Sisi client juga harus dapat support WPA
tersebut. Namun, saat ini hampir semua Access Point maupun user/client
sudah mendukung WPA.
4. Ubah default SSID
Pabrik menyediakan default SSID. Kegunaan dari mematikan broadcast SSID
adalah untuk mencegah orang lain tahu nama dari network kita, tetapi
jika masih memakai default SSID, tidak akan sulit untuk menerka SSID
dari network kita.
5. Matikan SSID Broadcasting
Service Set Identifier (SSID) adalah nama dari wireless network kita.
Secara default, SSID dari AP akan di-broadcast atau disiarkan. Hal ini
akan membuat user mudah untuk menemukan network Anda, karena SSID akan
muncul dalam daftar available networks yang ada pada wireless client.
Jika SSID dimatikan, user harus mengetahui lebih dahulu SSID-nya agar
dapat terkoneksi dengan network.
6. Matikan AP Saat Tidak Dipakai
Cara yang satu ini kelihatannya sangat mudah dan remeh, tetapi beberapa
perusahaan atau individual tidak melakukannya. Jika kita mempunyai user
yang hanya terkoneksi pada saat saat tertentu saja, tidak ada alasan
untuk menjalankan wireless network setiap saat dan menyediakan
kesempatan bagi penyusup untuk melaksanakan niat jahatnya. Kita dapat
mematikan access point pada saat tidak digunakan.
7. Memakai MAC Filtering
Kebanyakan AP akan memperbolehkan kita memakai filter Media Access
Control (MAC). Ini artinya kita dapat membuat “white list” dari
komputer-komputer yang boleh mengakses wireless network kita,
berdasarkan dari MAC atau alamat fisik yang ada di network card
masing-masing PC atau laptop. Koneksi dari MAC yang tidak ada dalam list
akan ditolak. Metode ini tidak selamanya aman, karena masih mungkin
bagi seorang hacker melakukan sniffing paket yang kita transmit via
wireless network dan mendapatkan MAC address yang valid dari salah satu
user, dan kemudian menggunakannya untuk melakukan spoof. Tetapi MAC
filtering akan membuat kesulitan yang lumayan bagi seorang penyusup yang
masih belum jago banget.
8. Mengisolasi Wireless Network dari LAN
Untuk memproteksi internal network kabel dari ancaman yang datang dari
wireless network, perlu kiranya dibuat wireless DMZ (Demiliterize Zone)
atau perimeter network yang mengisolasi dari LAN. Artinya, memasang
firewall antara wireless network dan LAN. Dan untuk wireless client yang
membutuhkan akses ke internal network, dia haruslah melakukan
otentifikasi dahulu dengan RAS server atau menggunakan VPN. Hal ini
menyediakan extra layer untuk proteksi.
9. Mengontrol Signal Wireless
802.11b WAP memancarkan gelombang sampai dengan kira kira 300 feet.
Tetapi jarak ini dapat ditambahkan dengan cara mengganti antenna dengan
yang lebih bagus. Dengan memakai high gain antena, kita bisa mendapatkan
jarak yang lebih jauh. Directional antenna akan memancarkan sinyal ke
arah tertentu, dan pancarannya tidak melingkar seperti yang terjadi di
antena omnidirectional yang biasanya terdapat pada paket AP standard.
Selain itu, dengan memilih antena yang sesuai, kita dapat mengontrol
jarak sinyal dan arahnya untuk melindungi diri dari penyusup. Sebagai
tambahan, ada beberapa AP yang bisa di setting kekuatan sinyal dan
arahnya melalui config WAP tersebut.
10. Memancarkan Gelombang pada Frekuensi yang Berbeda
Salah satu cara untuk bersembunyi dari peretas yang biasanya memakai
teknologi 802.11b/g yang lebih populer adalah dengan memakai 802.11a.
Karena 802.11a bekerja pada frekuensi yang berbeda (yaitu di frekuensi 5
GHz), NIC yang didesain untuk bekerja pada teknologi yang populer tidak
akan dapat menangkap sinyal tersebut. Namun, tentu saja Anda akan
mengalami penurunan kualitas kecepatan transmisi data pada jaringan
wireless Anda.
0 komentar:
Posting Komentar